Thursday 9 May 2019

Rahasia menulis

Persiapan Sebelum Menulis
Proses pembuatan film atau skenario film yang baik harus ditandai oleh persiapannya yang lebih lama dibandingkan membuat novel atau skenario film tersebut.
Di bagian pertama buku ini, kalian akan mempelajari apa yang harus dilakukan sebelum menulis. Dari mulai menggali ide, sampai dengan membuat struktur cerita yang baik.
Saya akan mencoba memandu kalian, para calon penulis, untuk mempersiapkan cerita yang baik,  sebelum  akhirnya  mulai  membuka  laptop  dan menulis masterpiece kalian.
Mencari Ide
Mencari ide datang dari kegelisahan.
Mencari kegelisahan
Untuk membantu menyadari kegelisahanmu, tanyakan halhal seperti ini kepada dirimu sendiri. !" Apa pengalaman kamu yang paling menyakit kan? !" Apa yang beberapa hari ini selalu mengganggu kamu? !" Apa yang selalu membuat kamu kesal? Jawaban terhadap pertanyaan di atas, kemung kinan akan menjadi kegelisahan yang menjadi ide dasar cerita kamu.
 Cobalah jujur, dan kenali diri kamu sendiri. Contoh: !" Jika pengalaman kamu yang paling menyakitkan adalah ketika kamu untuk kedelapan kalinya tidak lulus mata kuliah, maka kamu bisa menulis cerita tentang orang yang salah milih jurusan kuliah. !" Jika belakangan ini kamu sering kali terganggu ka rena kamu lagi naksir sama seseorang tapi malah dipacari sama sahabat sendiri, maka buatlah sebuah cerita tentang sahabat yang tidak menghargai arti per sahabatan. !"
 Jika hal yang membuat kamu kesal adalah orangtua yang selalu mengekang kamu, maka buatlah cerita tentang seorang anak remaja yang ingin merasakan ke bebasan. Remaja yang ingin tahu rasanya dipercaya oleh orangtuamu sendiri. Kalau kamu masih belum tahu juga apa yang kamu gelisahkan, berikut ini adalah daftar kegelisahan yang dialami oleh mayoritas orang sesuai dengan rentang umurnya.
 Umur 17 -- 21 (Remaja) Biasanya menggelisahkan soal: !" Cinta pertama. !" Mencari sahabat. !" Diberikan kebebasan oleh orangtua dan keluarga.
 Umur 21 25 tahun (dewasa muda) Biasanya menggelisahkan soal: !" Nostalgia masa lalu. !" Membandingkan pekerjaannya dengan orang lain. !" Merasa ragu apakah pilihan jurusan kuliah dan kariernya benar.
Umur 50 -- 60 tahun (paruh baya) Biasanya menggelisahkan soal: !" Keinginan untuk kembali merasakan muda. !" Merasa banyak mimpi yang belum terpenuhi. !" Keinginan untuk memiliki lebih banyak waktu bersama keluarga. Seperti kita lihat, masingmasing kategori umur punya kegelisahannya sendiri. Jika kamu termasuk salah satu rentang umur dalam tabel di atas, mungkin kamu bisa mencari masalah yang menjadi bagian ke gelisahan kamu sendiri. Setiap generasi punya halhal yang mereka gelisah kan, coba baca jurnal psikologi, atau tulisan akademis tentang psikologi. Biasanya jurnaljurnal semacam ini memuat dan membahas persoalan sesuai generasi tersebut. Jika kamu masih juga sulit menemukan kegelisahan, baca banyak majalah yang sesuai dengan target umurmu. Baca beritaberita yang berkaitan dengan hobi atau kesukaan kamu pribadi.
Kenapa harus kegelisahan? Mungkin di saat ini ada di antara kamu yang bingung kenapa penting untuk menggali kegelisahan menjadi ide? Kenapa tidak, misalnya, ide tulisan bisa didapatkan dari kebahagiaan, atau dari rasa penasaran? Pertamatama, dengan menggali kegelisahan kita menggali sebuah emosi yang negatif. Nah, emosi negatif biasanya akan lebih gampang untuk digali. 
Mayoritas orang lebih mudah untuk menggali ide dari yang negatif. Semakin negatif, maka akan semakin getol kita dalam menggalinya. Itulah kenapa orangorang lebih suka menggosipkan kekurangan orang lain, bukan membicarakan kebaikannya. Sudah ada dalam sistem kerja otak kita bahwa hal negatif akan lebih gampang digali. Kedua, karena tulisan yang baik adalah cerita yang "kena" ke pembaca atau penonton film. JIka kamu meng gelisahkan sesuatu, maka ada kemungkinan pem baca yang lain juga menggelisahkan hal yang sama. 
Dengan berbagi kegelisahan yang sama, mereka akan merasa kamu berbicara untuk mereka. Apa yang kamu sampaikan akan kena kepada mereka. Jika mereka bisa merasakan sampai level ini, mereka akan sangat suka dengan cerita yang kamu ciptakan, karena cerita terse but bagi mereka "gue banget". 
Ketiga, kegelisahan akan lebih mungkin diarahkan menjadi kontemplasi atau proses pemikiran panjang. Karena, semakin gelisah kita,maka akan semakin kita memikirkan hal tersebut. Ujungnya, proses berpikir dan menemukan kegelisahan itu yang akan menjadi pesan moral yang bisa diambil dari penulisan cerita
Menggunakan kegelisahan untuk cerita yang tidak biasa Hampir seluruh contoh kegelisahan yang saya berikan di awal bab ini adalah kegelisahan yang paling mungkin diwujudkan menjadi cerita seharihari: cerita tentang long distance relationship, cerita tentang orang yang susah berkomitmen, dan lainlain. Namun, bisakah kegelisahan ini kita pakai untuk sebuah cerita yang tidak biasa? Seperti cerita tentang agen polisi, atau cerita science fiction tentang alien yang akan menyerang bumi. Jawabannya: bisa. 
Saya akan kasih contoh sederhana.Misalnya, kegelisahan kamu adalah tentang sahabat kamu yang dulu dekat banget, tapi sekarang seolah tumbuh menjadi orang yang berbeda. Kalau dibuat cerita tentang alien bisa karakter utamanya saja kamu ubah menjadi alien yang tinggal di sebuah planet dan harus pergi berperang melawan alien dari planet lain yang dulu ketika kecil mereka bersahabat. Jika kalian mem buat cerita horor, kamu bisa menjadikan kegelisahan tersebut menjadi cerita tentang dua hantu menghantui tempat yang sama, tapi sekarang mereka berpisah tem pat gentayangan.
Intinya, kegelisahan hanya dasarnya saja. Dari ke gelisahan yang mendasar itu, kita jadikan ide, dan ide itu yang nantinya akan diterjemahkan menjadi cerita dalam genre apa pun. Mau itu horor, thriller, science-fiction, atau komedi romantis biasa, pasti kamu bisa menjadikannya seperti itu. Sekarang, kalian sudah tahu tahu caranya menda patkan ide yang bersumber dari dalam diri sendiri

No comments:

Post a Comment